BEST PRACTICE IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF WISH - VICKY RIVALDY NUGROHO
Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun pendidikan agama islam adalah bersifat mengarahkan, membimbing mendorong, membangun peradaban manusia dan mengobati penyakit sosial dari jiwa dan mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.[1] Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.
Pendidikan Agama Islam pada tingkatan SMP diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:
- Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaaan materi;
- Memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan
Kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa dalam bidang pendidikan kita masih menghadapi masalah, yaitu masih rendahnya kualitas output guru. Demikian pula dalam proses pembelajaran di kelas. Guru sering menghadapi siswa yang memiliki keaktifan rendah, yang turut memperngaruhi prestasi dalam belajar yang juga rendah. Kenyataan lain juga menunjukkan bahwa metode mengajar guru dalam kelas cenderung monoton dan tidak bervariasi. Hal ini menyebabkan antusias dalam menerima pelajaran sangat kurang sehingga menyebabkan prestasi siswa juga rendah. Terutama pada pelajaran pendidikan agama islam yang memiliki materi yang penuh hafalan yang bisa sangat membosankan siswa untuk belajar, sehingga hasil belajarnya tidak maksimal.
Pembelajaran inovatif dapat membantu siswa menemukan pengetahuan baru dari hasil diskusi serta menumbuhkan keaktifaan berpendapat, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa rendah hasil belajarnya. Karena siswa yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan keaktifan berpendapat, hasil belajar dan pengetahuan dari hasil diskusi.
[1] Umiarso dan Haris Fatoni Makmur, Pendidikan islam dna kritis moralisme Masyarakat Modern (Jogjakarta: Ircisod, 2010), 109.
Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran kooperatif itu digunakan. Hal ini dilakukan agar siswa telah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk satuan pembelajaran tertentu. Keterampilan kooperatif yang dilatih seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampaikan pendapat, dan mendengarkan secara aktif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tersedianya sumber daya manusia atau tenaga pendidikan yang berkualitas, yang akan mengantar peserta didik pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru sebagai salah satu tenaga pendidiakan dituntut untuk memiliki kompetensi dalam hal penguasaan materi pembelajaran dan penguasaan metode pembelajaran.
Penulis memilih kelas VII-H karena kelas ini tidak memiliki hasil belajar yang berimbang, mayoritas masih di bawah KKM untuk materi yang memerlukan hafalan yang kuat, oleh karena itu penulis mengembangkan metode baru hasil modifikasi dan inovasi agar kemampuan siswa semakin baik, hasil belajar juga akan meningkat.
Dari latar belakang tersebut maka diambil judul ”Implementasi Pembelajaran Kooperatif When I Showing You Can Explaining untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Pada Bab Sholat Jum’at kelas VII-H UPTD SMPN 1 Kras Kabupaten Kediri”
Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut diatas dapat diperoleh sebuah rumusan masalah:
- Bagaimana pelaksanaan pembelajaran When I showing You Can Explaining dalam meningkatkan prestasi belajar PAI pada Bab Sholat Jum’at kelas VII-H UPTD SMPN 1 Kras Kabupaten Kediri?
- Apakah penerapan pembelajaran When I showing You Can Explaining dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada Bab Sholat Jum’at kelas VII-H UPTD SMPN 1 Kras Kabupaten Kediri?
teks lebih lengkap bisa dilihat pada link berikut ini : https://drive.google.com/file/d/1TXfrAgKCLIqjrnCFHkEQCnrKia-DR0hw/view?usp=sharing